Kamis, 17 Juli 2008

Tokoh-tokoh dalam kisah Centhini (Amongraga)

Amongraga
Putra sulung Sunan Giri
Pada awal Centhini, Amongraga bernama Jayengresmi
.

Pada saat pertempuran mencapai puncaknya, Jayengresmi mencari Jayengsari dan Rancangkapti, kedua adik kandungnya. Ia bermaksud membawa mereka dalam pelariannya, namun ia tidak menemukannya di istana yang kini sudah menjadi kobaran api. Dengan hancur hati ia meninggalkan Giri, seperti emas lahir dari kisaran air.

« Jangan risau, biarkan rasa mengikuti kesedihan hatimu. Ingat, kamu adalah keturunan Kyai yang hebat. Biarkan kobaran api yang sulit dipadamkan terus menyala. Nanti, ketika mati sendiri, segala kotorannya akan lenyap. Itulah sebabnya biarkan hidup keindahan emas ini ! »

Demikian putra mahkota Giri pergi tanpa seorang pun tahu, bahkan dirinya sendiri, arah mana dituju. Hanya Allah yang mengarahkan segalanya, melihat bagaimana Jayengresmi berkelana masuk Suluk.

(Tembang 11)


Amongraga mengarahkan pandangannya yang silau ke Tambangraras : “ Dinda, kau duduk di situ, di haluan ranjang pengantin dan aku di buritan. Andai pun saling terulur sejauh bisa, tangan-tangan kita tiada kan bersentuhan karena kecemasan antara kita sedemikian besar. Namun hatimu sudah dalam hatiku dan hatiku dalam hatimu, kau dengarkah keduanya berdebar-debar, gugup karena asmara ? Padahal kegugupan adalah halangan sanggama.

Jika kau tidak keberatan, Dinda, dan dengan rahmat Allah, mulai malam ini berdua kita akan berlayar dalam diam untuk menentramkan nafas satu dalam yang lainnya, dan agar kau jadi buritan dan aku haluan. Awalnya pelayaran ini akan terasa kejam, penuh larangan, sebab ancaman karam sangat besar. Kita akan dibawa selama empat puluh malam mengarungi tujuh lautan, silih berganti.
(tembang 72)

Tidak ada komentar: